From AMSTERDAM
Ketua Partai Kebebasan Belanda, Geert Wilders, akan mempublikasikan sebuah buku anti-Islam di paruh pertama tahun 2011, ujarnya kepada koran Telegraaf dalam sebuah wawancara hari Jumat (31/12) waktu setempat.
"Buku ini terutama ditujukan ke pasar AS dan fokus pada bagaimana memberantas penyebaran Islam di tingkat global. Kita bisa berbuat banyak di sini di Belanda, tapi kita ingin mengirimkan sinyal internasional kuat ke dunia Arab bahwa sebuah partai di pusat kekuasaan di negara ini tengah melawan balik," ujar Wilders.
Partai Kebebasannya menghargai berbagai ambisi, ujar Wilders. "Prioritas utama kami adalah untuk meluncurkan Aliansi Kebebasan Internasional, yang bermuara pada sebuah platform melawan Islam. Itu akan besar."
Buku itu akan menjadi yang kedua bagi Wilders, setelah publikasi otobiografi singkatnya di tahun 2005, berjudul Kies voor vrijheid (Memilih untuk Kebebasan).
Geert Wilders, politisi terkemuka Belanda yang dituntut untuk pernyataan kebencian atas kampanyenya melawan Islam dalam kehidupan sehari-hari, adalah sosok yang sangat memecah-belah.
Di satu sisi, dia memusuhi dunia Islam dengan menyerukan pelarangan Al-Qur'an, yang dia samakan dengan Mein Kampf Hitler.
Di sisi lain, di terpilih sebagai politisi tahun ini di tahun 2007 oleh pers politik Belanda, sebagian karena pernyataan satu kalimatnya di waktu yang baik.
Jika sudut pandangnya tentang Islam bersifat menghasut, opini lain Wilders berada pada tradisi libertarian Belanda, dan dia berargumen bahwa dirinya hanya tidak toleran pada mereka yang tidak toleran.
Partai Kebebasannya melaju dari meraih sembilan kursi dalam pemilihan tahun 2006 menjadi 24 kursi di tahun 2010, memperoleh suara yang lebih banyak daripada Demokrat Kristen, partai utama dalam koalisi.
Wilders melakukan penyerangan tingkat tinggi ke dalam dunia politik global pada tanggal 11 September 2010 ketika dia memperingati sembilan tahun serangan 11 September dengan sebuah kunjungan ke Ground Zero di New York.
Dalam sebuah pidato unjuk rasa menentang pembangunan Islamic Center di dekat lokasi, dia membandingkan "kekuatan jihad" dengan tradisi toleransi New York, yang dia kaitkan dengan negaranya sendiri.
Ya..banyak perusak perdamaian dunia dengan mencari popularitas SARA ( suku agama dan ras ),
ini harusnya dapat label juga dari PBB ( United Nations ) sebagai TERORIS mental dan moral.
inilah penyebab adanya TERORIS radikal yang melawan dengan Real Action.