Saat ini kondisi hidup bangsa kita berada di titik nazhir paling mengkhawatirkan. Segala masalah, berupa cobaan, bencana alam, kecelakaan transportasi, konflik sosial, kerusakan moral, korupsi birokrasi, praktik mafia politik, mafia media, mafia hukum, dll. tumpang tindih jadi satu.
Dalam keadaan demikian, peluang seorang  Muslim terjerumus, terfitnah, atau menjadi korban masalah-masalah yang  ada, terbuka lebar. Kapanpun musibah bisa menimpa, dan dimanapun. Sejak  dari atas gunung sampai ke tepi pantai, dari hutan sampai ke tengah  kota, di tengah sawah hingga ke tengah kampus, musibah bisa terjadi.
Dalam kondisi demikian, amat sangat  penting kita bersimpuh kepada Allah, memohon pertolongan dan  karunia-Nya, memohon rahmat dan ampunannya, memohon rizki dan kekuatan  kepada-Nya. Saat tak ada lagi yang bisa diharap, maka Allah adalah Dzat  yang paling layak diharapkan keselamatan dan kemurahan dari-Nya.
Disini ada beberapa cara praktis bisa  dilakukan seorang Muslim untuk menghindari diri, keluarga, dan Ummat,  dari bahaya fitnah. Cara-cara itu adalah sebagai berikut:
[2] Dua : Konsisten  melaksanakan Shalat berjamaah di masjid. Minimal Shalat Shubuh dan  Isya’. Lebih bagus bila bisa dawam, setiap waktu shalat di masjid. Itu  luar biasa. Shalat berjamaah seperti tiang yang menegakkan sebuah  bangunan. Tanpa tiang, rumah akan runtuh. Bagi kaum wanita, mereka boleh  shalat berjamaah di masjid. Tetapi lebih afdhal shalat di rumah  sendiri.
[3] Tiga :   Selalu  bertauhid, mengesakan Allah Al Wahid. Menghindari kemusyrikan,  menghindari  perbuatan-perbuatan yang bisa merusak akidah tauhid di  hati. Setidaknya, selalu berdizkir membaca: “Laa ilaha illa Allah” atau  “Laa ilaha illa Allah, wahdahu laa syarikalah, lahul Mulku wa lahul  Hamdu, Yuhyi wa Yumitu wa Huwa ‘ala Kulli syai’in Qadiir”. Dalam Surat  Al Baqarah 256 dijelaskan, tauhid itu merupakan tali pegangan yang  sangat kuat, yang selamanya tak akan putus.
[4] Empat : Belajar  ilmu, memahami ilmu, dan mengamalkan ilmu. Ilmu yang dimaksud adalah  ilmu Wahyu, yaitu ilmu agama yang bersumber dari Al Qur’an dan As  Sunnah. Bacalah Kitab Al Qur’an dan As Sunnah; dengarkan pelajaran  tentang keduanya; baca risalah-risalah tentang keduanya; terus menuntut  ilmu, sekalipun di tengah kancah peperangan sekalipun. Siapapun yang  khidmah di bidang ilmu, maka Allah akan membukakan kebaikan-kebaikan  kepadanya. Amin.
[
5] Lima :  Menghubungkan tali shilaturahim. Hubungkan pertalian darah, hubungan  kekerabatan, hubungkan sanak saudara dan famili. Hubungkan sesama  Muslim, sesama shahabat, rekan, handai taulan, orang-orang yang dikenal  dari kalangan sesama Muslim. Hubungi mereka, dekatkan hati ke hati,  maafkan yang tersalah, mintakan doa mereka, dukung kebaikan-kebaikannya,  beritakan hal-hal optimis bagi mereka.
[6] Enam : Bersikap  adil menjauhi kezhaliman. Jauhilah sikap zhalim, sebab kezhaliman itu  merupakan “simpanan kecelakaan” bagi kita. Tidak tahu kapan Allah akan  membukakan simpanan tersebut dan dalam bentuk apa? Na’udzubillah min  dzalik. Bersikaplah yang adil, termasuk kepada anak-anak sendiri. Bila  belum mampu mencegah kezhaliman atau membela keadilan, setidaknya,  berbuatlah adil dan jauhi kezhaliman. Innallah yuhibbul muqsithin  (sesungguhnya Allah itu mencintai orang-orang yang adil).
[7] Tujuh : Mengasihi  orang-orang lemah, makhluk lemah, dan siapapun yang membutuhkan  pertolongan. Kasihilah orang yang menderita, kasihilah yang sakit,  kasihi yang fakir-miskin. Bila ada kekuatan, bantu mereka. Kalau mau,  doakan mereka. Bila tidak, berkata-katalah yang baik atas mereka. Irhamu  man fil ardhi, yarhamuka man fis sama’i (kasihi siapa yang ada di bumi,  maka akan mengasihi engkau siapa yang ada di langit -yaitu Allah dan  para Malaikat-).
[8] Delapan :  Bersabarlah atas kesulitan, bersabar atas kesempitan rizki, bersabar  atas cobaan-cobaan, bersabar atas kekurangan diri, dan sebagainya.  Bersabarlah wahai saudaraku, karena kesabaran dan keridhaan hatimu atas  kesulitan, bisa membuat dirimu dan keluargamu dijauhkan dari bencana  yang mestinya menimpa. Innallah ma’as shabirin (Allah itu selalu bersama  orang-orang yang shabar).
[9] Sembilan :  Jaga  selalu doa ini, “Rabbana laa tuzigh qulubana ba’da idz hadaitana wa  hablana min ladunka rahmah, innaka Antal Wahhab” (wahai Rabb kami,  jangan gelincirkan hati-hati kami -ke arah kesesatan- setelah Engkau  memberi kami petunjuk, limpahkan dari sisi-Mu berupa kasih sayang,  sesungguhnya Engkau benar-benar Maha Pemurah). Doa ini bisa selalu  dibaca, agar kita selalu istiqamah dalam kebenaran, istiqamah di atas  jalan yang lurus.
[10] Sepuluh : Dan ini  yang sangat penting, penting sekali. Seberat apapun keadaan, seberat  apapun fitnah dan tantangan; jangan berhenti untuk terus melakukan  perbaikan. Biarlah manusia berlomba-lomba merusak keadaan; kita akan  terus bertahan menyebarkan kebaikan, melestarikan agama ini, di tengah  kondisi sesulit apapun. Di antara keadaan yang akan membuat seseorang  mendapatkan karunia “laa khaufun ‘alaihim wa laa hum yahzanun” ialah  terus melakukan perbaikan, sekuat kesanggupan.
Demikian yang bisa disampaikan. Semoga bermanfaat dan bisa diamalkan. Allahumma amin ya Rabbal ‘alamiin. 
semoga bermanfaat untuk sesama, jauhkanlah dari gunjingan kosong apalagi mengolok olok kawan sejati dengan tuduhan keji.
