29 Jan 2011 | By: lilie

Inilah Rahasia Antara Wikileaks dan Israel


Apa sekarang yang dilakukan Tel Aviv, sesudah banyak kalangan mengetahui bahwa Israel lah yang mendorong AS melakukan perang di Irak? Gegap gempita pembicaraan terjadi di pusat-pusat kekuasaan di seluruh jagad, menanggapi kawat-kawat diplomatik yang dilangsir oleh Wikileaks, semua itu, tak terlepas sebagai kegiatan yang dilakukan Israel.

Israel sebagai negara Zionis, sekarang menghadapi tantangan masyarakat dunia, dan segala tindakannya yang melanggar nilai-nilai kemanusiaan, seperti yang terjadi di Palestina, mendapatkan kecaman, lalu negara Zionis itu, mengeluarkan : Wikileaks.

Mengapa Zionis Israel mengeluarkan Wikileaks? Tujuannya melakukan penyesatan. Zionis-Israel ingin mengalihkan opini dunia, ke satu tujuan yang diinginkan Israel. Mengubah opini dengan sasaran yang jelas. Caranya dengan menyesatkan.

Informasi dari Wikileaks yang bersumber dari kawat-kawat diplomatik itu, sesungguhnya untuk keuntungan siapa? Kemudian melihat motive yang dilakukan, dan adanya keterlibatan intelijen negara-negara yang mapan seperti AS, yang akhirnya mengaburkan persoalan pokok yang sekarang menjadi agenda penting AS, penyelesaian masalah konflik Arab-Israel, dan beritanya menjadi hilang, seperti di telan bumi. Semua hanya terperangah melihat informasi yang dipublikasikan oleh Wikileaks, terkait hubungan AS dengan sejumlah negara.

Wikileaks sangat mudah mendapatkan informasi yang sifatnya 'secret', karena di setiap elemen pemerintah di AS, selalu ada orang-orang Yahudi, yang bisa mengalirkan informasi itu. Apalagi di Departemen Luar Negeri AS, yang banyak tokoh-tokoh Yahudi bercokol di departemen itu. Kerjasama elemen-elemen Israel, Mosad, dan Wikileaks, akhirnya membuat orang terperangarah. Seluruh dunia terkejut. Bagaimana pembicaraan yang bersifat rahasia itu bocor. Ini biasa. Bagaimana seorang mata-mata Israel dengan mudah membocorkan banyak rahasia militer AS ke Israel, seperti Jonathan J. Polard, yang sekarang mendekam di penjara AS.

Tidak ada negara yang memiliki kemampuan seperti Israel, khususnya dalam mengelola dan mengalihkan isu dan konflik. Israel berhasil mengharu-biru masyarakat dunia dengan dilansirkan sejumlah pembicaraan antara pejabat berbagai negara dengan pejabat AS, yang semuanya bersifat rahasia (confidensial). Kebijakan luar negeri AS dan hubungannya dengan negara-negara sekutunya menjadi ambruk.

Israel berhasil mengalihkan tujuan kebijakan luar negeri AS, di bawah Obama, yang ingin menyelesaikan konflik Timur Tengah, karena AS ingin terus memelihara kemitraan dengan negara Arab, yang dipandang strategis bagi kepentingan AS, kini semuanya menjadi berantakan, sesudah semuanya pembicaraan yang bersifat rahasia dipublikasikan oleh Wikileaks.

Israel berhasil menggiring opini yang semula fokus pada perdamaian di Timur Tengah, kini tenggelam, karena memang Israel, tidak mau menerima kebijakan Obama yang ingin menyelesaikan konflik Arab-Israel di Palestina, dan bahkan sekarang masyarakat dunia digiring oleh Israel untuk menghadapi Iran. Iran menjadi ancaman. Iran harus dihancurkan dengan kekuatan militer.

Persis seperti yang dilakukan terhadap Saddam Husien penguasa Irak, yang dituduh mempunyai senjata pemusnah massal (MWD). Tetapi, semuanya hanyalah rekaaan intelijen, dan tidak pernah terbukti, seperti yang diungkapkan oleh Presiden Bush, sebelum meninggalkan Gedung Putih. Bahkan, bagaimana pembicaraan Raja Abdullah dengan Obama yang bocor, di mana Abdullah menginginkan agar AS menyerang Iran.

Rekayasa Wikileaks itu, tak lain, sebuah operasi intelijen Mosad, yang tujuannya untuk melakukan penyesatan. "Perang dengan cara penipuan", inilah moto Mossad. Wikileaks adalah penting untuk mengalihkan opini dunia, yang akan mengubah sikap masyarakat dunia terhadpa Israel.

AS menyadari bahwa ia ditipu, tetapi tidak dapat melakukan apa-apa. AS tahu ini adalah tindakan Israel, yang sedang bermain di panggung internasional. Mengecoh AS, dan mengarahkan AS, ke arah sasaran yang ingin dituju, yaitu Iran.

Tel Aviv menghadapi bahaya, yang pernah terjadi sebelumnya, yaitu transparansi. Keterbukaan. Dan, membuka kedok Israel. Langkah-langkah intelijen Israel, tidak ada sekarang yang bisa ditutupi. Seperti pembunuhan seorang tokoh Hamas, di Dubai, beberapa waktu yang lalu.

Dengan waktu singkat pelakunya dapat diketahui, yang merupakan jaringan kegiatan intelijen Israel, Mosad. Ini membuat kredibelitas Mosad menjadi coreng-moreng, di negara-negara pendukung Israel.

Mula-mula orang menilai bahwa Presiden Obama akan membawa perubahan di kawasan Timur Tengah, dan bahkan menunjuk seorang negosiator yang ulung, George Michael, tetapi semuanya menjadi mandul, karena menghadapi pemerintah Netanyahu yang membatu, dan lobbi Yahudi di AS yang sangat keras, dan mengancam. Maka usaha Presiden Obama menjadi mandul, dan akhirnya dikalahkan dalam pemilu sela. Sekarang Capitol Hill dan DPR, jatuh ke tangan lobbi Yahudi,yang sangat pro Israel.

Obama terus menjadi sasaran kemarahan kelompok lobbi Yahudi di AS, yang pro-partai Likud yang sangat konservatif. Mereka marah, karena Obama dianggap pro-Arab. Pidato Obama di Turki dan Mesir, menjadi bahan perbincangan dikalangan Yahudi di AS. Orang-orang Yahudi di Israel, hanya 30 persen yang percaya bahwa pemerintah baru AS, dibawah Obama membela Israel.

Selamanya Israel tidak akan mau melakukan negosiasi apapun, yang tujuannya memberikan kemerdekaan kepada Palestina. Israel berpikir bagaimana ia terus meluaskan wilayah jajahannya ke seluruh Timur Tengah. Tidak mungkin Israel mau mundur dari wilayah yang sudah didudukinya. Israel tidak akan ragu-ragu melakukan tindakan kekerasan (agresi militer) untuk mencapai tujuannya. Jadi Obama gagal total, dan tidak akan mendapatkan dukungan dari lobbi Israel di AS.

AS tak mungkin dapat melepaskan dari 'genggaman' Israel. Presiden Obama berulangkali menyatakan memberikan jaminan keamanan kepada Israel. Bagaimana sikap Netanyahu yang begitu licik. Hanya dengan mengatakan mau menghentikan pembangungan Yahudi di Tepi Barat dan Yerusalem, tetapi Israel meminta konpensasi sebesar $ 3 miliar dolar.

Ini benar-benar pemerasan yang tidak tahu malu. Dan, Obama harus menandatangani perjanjian itu, pemberian hibah uang yang akan menghentikan pembangunan pemukiman. Termasuk Israel meminta pesawat paling mutakhir, yaitu pesawat jenis F-35, yang digunakan untuk menghantam Gaza.

Israel juga meminta imbalan $ 231 juta dolar perminggu, atau $ 1.373.626 dolar per-jam sebagai imbalan terhadap pembekuan pembangunan Yahudi dengan imbalan uang. Israel setuju melakukan pembekuan yang sifatnya menyeluruh pemukiman Yahudi di Tepi Barat dan Yerusalem, tetapi Israel meminta imbalan yang lebih besar, yaitu sebesar $ 30 miliar dolar. Ini benar-benar gila.

Israel juga meminta agar AS memveto setiap usulan kemerdekaan sepihak (unilateral), tanpa persetujuan Israel.

Setelah perundingan secara non stop antara Hallary Clinton dengan Netanyahu, tak mengahasilan apapun, dan hanya menyetujui dilanjutkannya proses perundingan damai, tetapi tidak mencakup substansinya. Ini adalah kemenangan Israel. Sementara itu, pemilu sela AS ditandai dengan menangnya Republik, dan kemudian seorang tokoh Zionis menjadi ketua mayoritas di Parlemen, yaitu Eric Cantor.

Mayoritas baru di parlemen AS ini, tak lain, perpanjangan tangan Zionis, yang akan terus mengawasi tindakan yang akan dilakukan Obama di Timur Tengah.

Jadi Wikileaks ini, hanyalah proyek yang digalang Mosad, untuk mengalihkan isu politik, yang sedang diambil pemerintah Obama terkait dengan konflik di Timur Tengah. Semuanya hilang seprti di telan bumi. Zionis Israel berhasil mengacaukan dunia dengan membocorkan kawat-kawat diplomatik yang membuat pemerintahan Obama terpojok.

Lobi Israel memiliki alasan yang baik untuk menertawakan. Israel selalu bermuka dua seperti yang ditunjukkan oleh Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman menyatakan: "perjanjian permanen tidak mungkin."

Tahun 2012 Obama mungkin akan dijungkalkan oleh lobbi Yahudi. Karena sudah tidak berguna lagi bagi kepentingan Israel. Obama sendiri sudah mengatakan kepada Eric Cantor, dia sudah tidak lagi bernafsu untuk periode yang kedua.

Operasi intelijen Mosad mempunyai beberapa tujuan. Wikileaks tidak terlepas dari koneksi intelijen Mosad.

Pendiri Wikileaks, Julian Assange yang sekarang sudah bebas, yang mengelilinginya menjadi pembelanya adalah orang-orang Yahudi, termasuk anak multi jutawan Inggris, Jemima Sir Goldsmith, yang ikut membantu pembebasan Assange dengan uang tebusan.