Tips Kesehatan, Israel - Penelitian terbaru di Israel mengklaim bahwa mendengkur justru bisa memperpanjang angka harapan hidup. Temuan kontroversial ini berasal dari studi yang dilakukan para peneliti dari Israel.
Studi yang melibatkan 600 partisipan berusia di atas 65 ini menemukan, risiko kematian dini pada orang-orang dengan sleep apnea (mendengkur) tingkat sedang 50% lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak memiliki sejarah sleep apnea.
Studi juga menunjukkan, risiko kematian dini pada mereka yang menderita sleep apnea parah setara dengan kelompok pengontrol yang sehat.
Penyebab dibaliknya adalah perhentian suplai oksigen dan darah ke organ yang berlangsung secara konstan (akibat henti nafas) menguatkan jantung dan otak. Artinya, jika terjadi serangan jantung atau stroke, maka tubuh bisa menanganinya lebih baik.
Menurut peneliti, cara menangani kondisi ini pada orang lanjut usia perlu diperiksa kembali. Sleep apnea bisa menyebabkan saluran udara di tenggorokan jatuh, sehingga mengentikan suplai udara selama sekitar 10 detik. Sebagian besar perhentian ini, terjadi di malam hari. Tetapi orang jarang mengingatnya karena mereka hanya terbangun selama beberapa detik saat terjadi henti nafas.
Bunyi dengkuran diproduksi ketika otot-otot di hidung, mulut dan tenggorokan rileks saat tidur. Masalah dengkuran ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk posisi tidur, kelebihan berat badan, hidung tersumbat, serta postur fisik seperti langit-langit lunak yang besar atau uvula (jaringan yang menggantung di belakang mulut) panjang.
Selain itu, alkohol juga bisa memperburuk dengkuran. Alkohol akan menyebar ke seluruh area tubuh dan memperlambat respon otak, menyebabkan otot-otot lebih rileks dibandingkan normal. Tambahan relaksasi terhadap otot ini akan menyebabkan oropharynx jatuh dan memicu dengkuran.
Apakah mendengkur harus dibiarkan saja? Ketua Sleep Research Centre di Loughborough University Professor Jim Horne, seperti dikutip dari Dailymail mengatakan, "Dengkuran berat lebih baik ditangani daripada dibiarkan, meskipun dianggap bisa memperpanjang hidup."
Hasil penelitian ini jelas berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya yang menyakini mendengkur berbahaya bagi kesehatan. Mendengkur yang diikuti dengan henti nafas (sleep apnea) dikaitkan dengan tekanan darah tinggi, stroke, serangan jantung serta peningkatan risiko kecelakaan mobil dan kecelakaan kerja. [inilah]
Studi yang melibatkan 600 partisipan berusia di atas 65 ini menemukan, risiko kematian dini pada orang-orang dengan sleep apnea (mendengkur) tingkat sedang 50% lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak memiliki sejarah sleep apnea.
Studi juga menunjukkan, risiko kematian dini pada mereka yang menderita sleep apnea parah setara dengan kelompok pengontrol yang sehat.
Penyebab dibaliknya adalah perhentian suplai oksigen dan darah ke organ yang berlangsung secara konstan (akibat henti nafas) menguatkan jantung dan otak. Artinya, jika terjadi serangan jantung atau stroke, maka tubuh bisa menanganinya lebih baik.
Menurut peneliti, cara menangani kondisi ini pada orang lanjut usia perlu diperiksa kembali. Sleep apnea bisa menyebabkan saluran udara di tenggorokan jatuh, sehingga mengentikan suplai udara selama sekitar 10 detik. Sebagian besar perhentian ini, terjadi di malam hari. Tetapi orang jarang mengingatnya karena mereka hanya terbangun selama beberapa detik saat terjadi henti nafas.
Bunyi dengkuran diproduksi ketika otot-otot di hidung, mulut dan tenggorokan rileks saat tidur. Masalah dengkuran ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk posisi tidur, kelebihan berat badan, hidung tersumbat, serta postur fisik seperti langit-langit lunak yang besar atau uvula (jaringan yang menggantung di belakang mulut) panjang.
Selain itu, alkohol juga bisa memperburuk dengkuran. Alkohol akan menyebar ke seluruh area tubuh dan memperlambat respon otak, menyebabkan otot-otot lebih rileks dibandingkan normal. Tambahan relaksasi terhadap otot ini akan menyebabkan oropharynx jatuh dan memicu dengkuran.
Apakah mendengkur harus dibiarkan saja? Ketua Sleep Research Centre di Loughborough University Professor Jim Horne, seperti dikutip dari Dailymail mengatakan, "Dengkuran berat lebih baik ditangani daripada dibiarkan, meskipun dianggap bisa memperpanjang hidup."
Hasil penelitian ini jelas berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya yang menyakini mendengkur berbahaya bagi kesehatan. Mendengkur yang diikuti dengan henti nafas (sleep apnea) dikaitkan dengan tekanan darah tinggi, stroke, serangan jantung serta peningkatan risiko kecelakaan mobil dan kecelakaan kerja. [inilah]